Selasa, 11 September 2012

Sastra dan Kekuasaan Pembicaraan atas Drama Karya

Sastra dan Kekuasaan Pembicaraan atas Drama Karya
DESKRIPSI BUKU

Karya sastra adalah wahana sastrawan untuk menuangkan gagasan-gagasannya secara estetik. Gagasan itu disampaikan tidak secara eksplisit, karena karya sastra berbicara melalui alat-alatnya sendiri. Namun, ketika karya sastra dijadikan alat semata-mata untuk kepentingan propaganda politik, maka nilai kesastraannya menjadi berkurang. Max Adereth mengemukakan bahwa propaganda politik melalui karya sastra tidak ubahnya seperti letusan pistol di tengah-tengah sebuah pertunjukkan.
Drama-drama karya W.S. Rendra tidak seperti yang diibaratkan Adereth, karena Rendra memahami benar apa hakikat karya sastra; dan dengan kekuatan bahasa serta alat-alat sastra ia menghadirkan berbagai persoalan sosial, ekonomi, politik, dan budaya dengan tetap bertumpu pada pengucapan estetik.
Analisis yang memfokuskan pada aspek kekuasaan atas drama-drama karya W.S. Rendra dalam buku ini membuka sebuah pemandangan tentang wajah Indonesia dalam era Orde Baru yang gencar melakukan pembangunan di segala bidang. Dampak dari pembangunan itu seharusnya mengacu pada berbagai kepentingan rakyat, tetapi tidak seditik ekses pembangunan justru merugikan dan/atau memperdaya rakyat secara sistematis. Di sinilah drama-drama karya Rendra menunjukkan nilainya: karya-karya itu memberi kesadaran kritis kepada rakyat bahwa sedang terjadi sesuatu di sekeliling mereka. Untuk itu, Rendra mengajak kita merenung melalui bait-bait berikut:

aku mendengar suara
jerit hewan yang terluka
ada orang memanah rembulan
ada anak burung terjatuh dari sarangnya
orang-orang harus dibangunkan
kesaksian harus diberikan
agar kehidupan bisa terjaga



ISBN:978-979-3258-64-5

PENULIS:M. Yoesoef

PENERBIT:WEDATAMA WIDYA SASTRA

Tahun Terbit:2007

Jumlah Halaman:227 Halaman

Bahasa:Indonesia

Cover:Soft Cover

Dimensi:14 x 20 cm

Bonus:

BERAT:0.30 Kg

HARGA
:
Rp. 38,000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar