Akuninshouki Zettai Tariki dalam Agama Budha Jepang
DESKRIPSI BUKU | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mereka yang mencapai shinjin yang sebenarnya,
Ketika mereka menyebut nama Amida
Penuh dengan Buddha dalam pemikirinnya,
Akan mendapatkan kemurahan hati yang agung
Mereka yang menyebut nama Amida sementara ada keraguan,
Janji mereka di bawah pemahaman mendasar dan konseptual
Mencapai kelahiran dan hidup selama 500 tahun,
Akan sia-sia segalanya
Puisi
di atas merupakan kutipan dari The Collected Works of Shinran Shonin.
Shinran Shonin (1173-1262) adalah salah seorang figur pemikir
representatif dari para tokoh Buddhisme Kamakura (1185-1333). Perjalanan
hidup menghantarkan Shinran Shonin menjadi seorang pemikir sekaligus
pendiri agama Buddha Jepang, Jodoshinsu, serta meletakkan dasar-dasar
sekularisasi agama Buddha Jepang. Shinran Shonin merupakan salah seorang
reformis yang pertama kali dalam sejarah Jepang membentuk kembali
pemikiran dan tradisi mendasar Buddhisme. Dia dianggap sebagai sang
reformer radikal. Tidak seorang pun bisa mempertahankan tradisi yang
hidup tanpa menggali lebih dalam sumbernya dan tidak seorangpun bisa
memperluasnya ke masa yang akan datang dengan membuat cahaya dari
tradisi yang diwarisi. Shinran menenggelamkan diri ke dalam sumber
ajaran Bumi Suci, lebih dalam dari para pelopor ajaran tersebut
sebelumnya, dan akibatnya wajar bahwa penafsiran ulangnya yang radikal
pragmatis dan menembus dunia ini melampaui ajaran Bumi Suci tradisional.
Dia menciptakan ajaran Bumi Suci dengan teguh dalam posisi mendasar
Buddhisme Mahayana.
Signifikansi pemikiran Shinran Shonin terletak pada konsep akunin shoki dan keyakinan yang bersifat zettai tariki, berkaitan erat dengan usaha manusia mendapat kyusai (penyelamatan) guna menggapai gokuraku Jodo (surga Bumi Suci).
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar