Senin, 03 September 2012

Sekar Macapat


Sekar Macapat


DESKRIPSI BUKU

Buku ini dibagi dalam lima bab. Bab pertama, berupa pendahuluan, membicarakan secara selintas mengenai sastra dan bentuk-bentuk puisi yang ada dalam khasanah sastra Jawa.
Bab kedua merupakan tinjauan umum yang membicarakan apa yang dimaksud dengan macapat dan bagaimana hubungan atau perbedaan dan persamaan dengan puisi Jawa lainnya, perkiraan sejak kapan macapat mulai dikenal, dan bagaimana kedudukannya dalam khasanah sastra Jawa.
Bab ketiga buku ini membicarakan pola persajakan atau metrum macapat. Di dalam bab ini diuraikan konsep-konsep persajakan yang meliputi guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Disamping itu dibicarakan pula jenis-jenis pola persajakan, nama tiap pola persajakan, dan tematik atau sifat-sifatnya secara tradisional dan konvensional, serta penggunaannya dalam wacana sastra. Oleh karena penggunaaan aturan-aturan persajakan mau tidak mau mempengaruhi penggunaan bahasa, maka dalam bab ini sedikit dibicarakan modifikasi bentuk kata dan konstruksi gramatikal sebagai akibat penerapan aturan tersebut.
Bab keempat membicarakan masalah bahasa yang digunakan dalam macapat. Oleh karena macapat merupakan bentuk sastra, dan dengan demikian bahasa merupakan komponen utama disamping pola persajakan, maka penggunaan bahasa dalam macapat yang mengarah pada estetika seringkali “menyalahi aturan” bahasa pada umumnya. Di samping itu untuk memperoleh efek-efek tertentu, penyimpangan penggunaan bahasa juga sering dijumpai. Oleh karenanya dalam bab ini dibicarakan pula masalah kagunan basa ‘keindahan bahasa’. Bab ini juga membicarakan sasmita ‘isyarat bahasa’ yang senantiasa terdapat dalam teks macapat. Bahasa yang merupakan isyarat tersebut sasmitaning tembang ‘isyarat pola persajakn’, sandi asma ‘isyarat nama penggubah atau pencipta teks’ dan candrasengkala (penunjuk angka tahun yang disamarkan dengan kata-kata).
Bab kelima membicarakan “tembang” atau susunan nada sebagai komponen ketiga macapat. Tembang merupakan komponen utama karena macapat mempunyai aturan khas dalam cara pembacaan, yakni dengan ditembangkan (dinyanyikan). Beberapa masalah yang berkaitan dengan tembang adalah titilaras, laras, pathet, pedhotan, cengkok lagu, wiarama, dan susunan titi laras. Dibagian akhir bab ini disajikan dua pola susunan titi laras untuk tiap-tiap jenis pola persajakan masing-masing dengan laras berbeda, kecuali untuk jurudemung, wirangrong, blabak, dan girisa yang masing-masing hanya mermpunyai susunan titilaras dengan satu laras. Penyajian pola susunan titilaras dimaksudkan agar pembaca dapat membaca sekar macapat meski dengan satu atau dua pola tembang yang sangat sederhana. 

ISBN : 979-96530-0-2

PENULIS : Karsono H Saputra

PENERBIT : WEDATAMA WIDYA SASTRA

Tahun Terbit : 2010

Jumlah Halaman : 134 Halaman

Bahasa : Indonesia

Cover : Soft Cover

Dimensi : 14 x 20 cm

Bonus :

BERAT : 0.20 Kg

HARGA
:
Rp. 28,000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar